Mengapa Tuhan Ijinkan Penderitaan

Minggu, 18 April 2010 0 comments
Ayub 5:8  "Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.

Ada yang berkata penderitaan muncul karena kesalahan manusia sendiri yang jatuh dalam dosa. Walaupun terdengar sebagai jawaban yang final namun secara langsung sepertinya jawaban ini menyatakan, ”Jangan protes,ini salahmu sendiri. Tutup mulut dan terima saja”, tidak banyak orang yang bisa menerima jawaban ini.

Mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan? Pertanyaan paling umum yang sudah menghantui dunia mungkin sejak awal manusia jatuh dalam dosa. Kalau Tuhan itu begitu baik dan penuh kasih,kenapa Dia mengijinkan penderitaan terjadi dalam kehidupan manusia.

Sebagai contoh kondisi saat ini dimana begitu banyak  anak kecil yang menderita kelaparan dan kurang gizi di negara-negara dunia ketiga. Atau anak kecil yang mati karena terkena bom di daerah perang. Apa salah mereka dan dimana keadilan Tuhan? Dimana kasih Tuhan? Adilkah seorang anak yang belum tahu salah dan benar kemudian harus mati untuk dosa yang dibuat oleh nenek moyangnya, Adam dan Hawa?

Seringkali penderitaan dan kesulitan hidup justru malah membuat kita malas untuk ke gereja, malas untuk berdoa, atau malas melibatkan diri dalam persekutuan, kita malah lebih suka mengeluh sendiri. Padahal di saat kesesakkan tiba, Tuhan mengajarkan untuk tidak fokus pada masalahmu tapi justru fokus pada Dia yang menciptakanmu yang sanggup melakukan segala perkara.

Ketika Yesus menyembuhkan seorang yang buta sejak lahirnya, murid-muridNya bertanya pada Yesus siapa yang berbuat dosa sehingga orang ini dilahirkan buta,apakah dirinya sendiri atau orangtuanya? Dan Yesus menjawab bukan keduanya, orang ini dilahirkan buta karena pekerjaan – pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam orang buta ini. 
Bisakah kita semua menerima jawaban seperti ini? Tidak, sebagian orang akan menganggap jawaban seperti ini hanyalah penghibur belaka.

Tuhan mengijinkan penderitaan dialami oleh manusia karena Allah ini membentuk kehidupan kita, pribadi kita untuk menjadi pribadi yang merendahkan diri atau tidak sombong tetapi  Allah inginkan agar hidup kita fokus kepada Nya  Imamat 5:13.

Sama halnya dengan Daud, Daud hanyalah manusia biasa, di dalam kesulitan dan penderitaan  hidup yang menghimpitnya, Iapun merasakan ketakutan, sama seperti kita. Tapi di dalam ketakutannya, ia tahu apa yg harus ia lakukan 
"Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu" Maz 56:4 
Ia tahu semengerikan apapun situasi yg harus ia jalani Ia selalu mempunyai pengharapan di dalam Tuhan. Apapun kondisimu bertahanlah dan  percayalah Tuhan akan menolongmu tepat pada  wktunya .
Mungkin kita punya persoalan, beban hidup yang besar tapi kita percaya kita punya Allah yang lebih BESAR darr persoalan kita yang sanggup menolong dan
melepaskannya seperti halnya Daud melihat Goliat yg besar menjadi kecil
karena dia punya Allah yang BESAR. 1 Sam 17:45 Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu."
 Oleh sebab itu marilah kita mulai saat ini apapun yang menjadi penderitaan hidup ataupun permasalahan yang berat sekalipun serahkanlah semuanya kepada Tuhan, ceritakanlah dalam doa kita kepada Allah, percaya dengan iman  bahwa Allah sanggup menolong kita, melepaskan kita dari penderitaan hidup ini. Amien.

____________
oleh : Alia 
share this with your Friends.

0 comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Renungan Harian Kristen | TNB