Sukacita Natal yang Sejati

Senin, 19 Desember 2011 0 comments
Natal tinggal beberapa hari lagi, lagu-lagu Natal telah terdengar di setiap lingkungan rumah kami tak ketinggalan bunyi dentuman petasan. Renungan Harian Kristen kali ini bertemakan Natal yakni "Sukacita Natal yang Sejati"

Salah satu kenangan favorit saya tentang Natal ketika remaja adalah menyaksikan kemurahan hati ayahku kemana pun ia pergi. Terlahir Sebagai satu-satunya anak laki-laki di keluarga, ayah saya tidak punya banyak waktu untuk mengisi hidupnya dengan bermain layaknya anak-anak yang lain karena keluarganya yang kurang mampu. Waktunya diisi dengan membantu orang tua. Masa kecilnya tidak terlalu menyenangkan, tapi dia tampaknya bertekad untuk berbagi sebanyak apa yang dia bisa di kemudian hari kelak jika dia menjadi orang yang "berada".
Sebagai seorang anak miskin yang tumbuh selama masa Depresi, ayah saya memiliki empati untuk orang miskin dan dorongan untuk membantu orang lain. Orang-orang tampaknya merasakan juga. Saya tidak bisa mengatakan berapa kali orang asing, entah dari mana datangnya, berjalan langsung ke Ayah seolah-olah dibimbing kepadanya oleh tangan surgawi. Saya sekitar lima belas tahun dan bepergian dengan ayah saya ke luar negeri selama liburan Natal ketika saya menyaksikan salah satu kejadian tersebut. Kami berada di terminal bandara kecil dengan atap jerami di sebuah pulau di Filipina. Aku sedang berjalan kembali dari konsesi berdiri ketika saya menemukan ayah saya berbicara dengan seorang pria muda dengan rambut panjang dan ransel. Mereka memiliki percakapan yang mendalam, yang tidak biasa karena Ayah suka mendengar cerita-cerita rakyat. Hal berikutnya yang saya tahu, ayah saya meraih dompetnya dan menyerahkan pemuda segepok uang-beberapa ratus dollar. Ketika saya bertanya kepadanya tentang hal itu kemudian dia berkata, "Yah, kita cuma ngobrol, dan dia bilang dia sedang mencoba untuk kembali ke Amerika tapi salah perhitungan berapa banyak uang yang dibutuhkan dan terjebak di bandara. Jadi aku memberinya cukup untuk pulang ke orangtuanya untuk liburan.

Aku tak habis pikir, bagaimana mungkin ayah memberikan begitu saja sejumlah uang (yang lumayan besar jumlahnya) kepada orang yang baru dikenalnya beberapa menit saja ? tetapi kemudian aku berpikir lain, bagaimana jika hal tersebut terjadi pada putra / putri saya ??? tidak kah aku juga berharap ada orang yang akan menolong mereka???

Itulah cara ayah saya menjalani hidupnya. Dia adalah seorang pria yang murah hati dengan hati memberi. Dia percaya yang terbaik pada orang-orang dan memberi mereka tanpa keraguan. Ia berbagi apa pun dan dia mana pun ia pergi dan menemukan sukacita Natal yang sejati.

Pada Natal Tahun 2011 ini, saya mendorong Anda untuk menemukan sukacita sejati Natal dengan berbagiapa yang Anda miliki dengan orang lain. Carilah cara untuk menjadi berkat. Biarkan Tuhan menggunakan Anda menjadi berkat bagi orang lain di Natal tahun 2011 ini dan setiap hari dalam hidup anda !
"Ada yang menyebar harta tapi bertambah kaya, ada yang berhemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan" (Amsal 11:24).

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika renungan harian kristen  ini memberikan motivasi bagi anda untuk berubah ke arah yang lebih baik  maka dengan rendah hati kami berharap anda untuk berbagi renungan ini kepada teman, kerabat dan keluarga melalui tombol social media (Facebook, Google+, Twitter) yang tersedia di bagian bawah judul tulisan ini. Tuhan Yesus memberkati!

Selamat merayakan Natal 2011
share this with your Friends.

0 comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Renungan Harian Kristen | TNB