Dan sesampai dilaut, entah apa penyebabnya, anginnya mulai kencang, laut berubah menjadi ganas, gelombang laut pun bergelora, kapal mereka mulai tergoncang oleh ombak dan tiupan angin itu. Dan pada saat yang sama anaknya dan teman dari anaknya yang sedang berpegang di buritan kapal jatuh, karena memang goncangan ombak itu terlalu keras menghantam kapal.
Ayah dari anak itu kaget pada saat itu juga, sangat kaget, tapi dengan sigap ayahnya mengambil pelampung yang berada di geladak kapal, tetapi bingung, pelampung Cuma ada 1…
dengan sangat sedih, ayahnya harus mengambil keputusan kalau tidak malah 2 nyawa hilang, jadi harus dengan cepat memilih mana yang harus diselamatkan, anaknya atau teman anaknya. Kemudian dengan meneteskan air mata, ayahnya berteriak “ ANAKKU AKU MENGASIHIMU “………………….Tetapi ayahnya melemparkan pelampung ke teman anaknya, saat itu juga teman anaknya segera meraih pelampung itu sedangkan anaknya tenggelam bersama dengan ombak yang bergelora itu.
Dari kisah ini, ada beberapa hal yang harus kita ambil, kenapa ayahnya tidak menolong anaknya tetapi menolong anak orang lain?
1. Jika ia menyelamatkan anaknya, bagaimana tanggung jawabnya terhadap anak orang lain?
2. Sikap kepedulian dan lebih mementingkan orang lain.
3. Mencontohi sikap Bapa surgawi yang rela mengorbankan AnakNya yang tunggal itu demi orang lain.
_______________________________________Ayat Renungan :Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5 : 8)
Begitu besar kasih Allah sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.(Yohanes 3 : 16)
dikirim oleh : Yakobus Supriadi ( ****soldier88[at]gmail.com)
share this with your Friends.
0 comments:
Posting Komentar